JURNAL SISTEM PAKAR
SELEKSI KARYAWAN
METODE TSUKAMOTO
Diajukan untuk memenuhi
Tugas Semester
Mata Kuliah Sistem
Pakar
Dosen
Nama : Alikhumaidi,
S.KOM,M.KOM
Disusun Oleh :
Nama
: Nopemberianus
Lahagu
Nim
: 146710657708
Program
Studi : Teknik Informatika
SEKOLAH
TINGGI TEKNOLOGI INDONESIA
JAKARTA
17 JANUARI 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Karyawan
merupakan elemen penting dalam suatu perusahaan yang menentukan kemajuan suatu
perusahaan. Tanpa kualitas karyawan yang baik dalam suatu perusahaan, maka
sulit bagi perusahaan tersebut untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam
menjalankan perusahaan tersebut. Langkah yng biasanya dilakukan dalam pengelolaan
sumber daya manusia adalah tahap penyeleksian calon karyawan merupakan tahap
penting yang hasilnya akan menentukan jalannya suatu perusahaan untuk mencapai
tujuan. Proses seleksi karyawan yang efektif harus dilakukan dengan
memperhatikan kriteria dan aspek penilaian antara lain pendidikan, kecakapan,
keahlian, dan pengalaman kerja.
Metode
Fuzzy Tsukamoto dapat diterapkan dalam penyeleksian karyawan. Metode ini
digunakan karena logika Fuzzy dapat diterapkan dalam desain sistem kontrol
tanpa harus menghilangkan teknik desain sistem kontrol konvensional yang sudah
ada. Untuk membangun sistem pakar penyeleksian karyawan akan diterapkan logika
Fuzzy dengan metode Tsukamoto. Metode ini pernah diterapkan pada beberapa
permasalahan diantaranya untuk menentukan jumlah produksi barang berdasarkan
data persediaan dan jumlah permintaan, menentukan besaran tips yang diberikan
pada suatu restoran, untuk menentukan faktor pembebanan trafo pln, menentukan
harga mobil bekas Toyota Avanza [KEN – 13]
Cara
yang dilakukan dalam proses seleksi karyawan masih menggunakan manusia dalam
proses penentuan kelolosan calon karyawan yang rentan akan faktor non-teknis
yang menyebabkan tidak lancarnya suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang disebabkan
oleh rendahnya kualitas karyawan tersebut. Dengan adanya aplikasi ini
diharapkan agar dapat menurunkan tingkat kesalahan dalam seleksi penerimaan
karyawan agar tujuan suatu perusahaan bisa tercapai dengan karyawan yang
berkualitas.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
yang ada maka dapat ditentukan rumusan masalah yang meliputi:
1.Bagaimana
implementasi dari sistem pakar penyeleksian karyawan dengan metode Tsukamoto?
2.Bagaimana
tingkat akurasi metode Tsukamoto dalam penerapan pada sistem pakar penyeleksian
karyawan?
1.3. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada
penelitian ini adalah :
1.
Sistem yang akan dibangun
berupa aplikasi sistem pakar untuk membantu penyeleksian karyawan berbasis web
dengan menggunakan metode Tsukamoto.
2.
Data yang digunakan untuk
pengujian sistem pakar ini berupa hasil tes kecakapan, tes kepribadian,
informasi biografi, dan wawancara.
1.4. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah :
- Menerapkan logika Fuzzy metode Tsukamoto untuk penyeleksian karyawan.
- Melakukan pengujian akurasi dari penelitian ini.
1.5 Manfaat
Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis, pembaca, maupun pengguna sistem hasil penelitian ini. Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut :
- Bagi Penulis
- Sebagai sarana mengimplementasikan ilmu dalam bidang kecerdasan buatan.
- Mendapatkan wawasan dan pengetahuan baru dari implementasi logika Fuzzy metode Tsukamoto serta dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan metode Tsukamoto.
- Bagi Pembaca
- Mendapatkan hasil dan pengetahuan baru dari hasil penerapan logika Fuzzy metode Tsukamoto.
- Bagi Instansi atau Perusahaan
- Dalam penelitian ini instansi atau perusahaan yang memakai sistem ini terbantu dalam penyeleksian karyawan baru.
- Instansi atau perusahaan yang menggunakan sistem ini akan terbantu dalam waktu, tenaga, dan biaya yang lebih efisien karena akan lebih mudah dan lebih cepat untuk melakukan penyeleksian karyawan.
1.6. Sistematika Penulisan
Penyusunan laporan proyek akhir ini menggunakan kerangka pembahasan yang tersusun sebagai berikut :
Bab I
Pendahuluan
Memuat latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, sistematika penulisan dan jadwal penelitian.
Bab II Dasar Teori
Menguraikan teori dasar dan teori penunjang yang berkaitan dengan seleksi karyawan, logika Fuzzy, dan metode Tsukamoto.
Bab III Metode Penelitian
Membahas metode yang digunakan dalam penelitian yang terdiri dari studi pustaka, metode pengambilan data, metode perancangan, metode implementasi, metode pengujian dan analisis serta pengambilan kesimpulan dan saran.
Bab IV Analisa dan Perancangan
Membahas analisis kebutuhan dan perancangan Sistem Pakar Seleksi Karyawan Menggunakan Metode Tsukamoto.
Bab V Implementasi
Membahas tentang implementasi dari Sistem Pakar Seleksi Karyawan Menggunakan Metode Tsukamoto.
Bab VI Pengujian dan Analisis
Memuat strategi , teknik dan hasil pengujian terhadap sistem pakar yang telah diimplementasikan
Bab VII Penutup
Memuat kesimpulan serta saran yang diperoleh dari pengujian dan analisis sistem pakar untuk pengembangan lebih lanjut.
BAB II
DASAR TEORI
Pada
bab dua, terdiri dari kajian pustaka dan dasar teori. Kajian pustaka adalah
membahas penelitian yang telah ada dan yang diusulkan. Dasar teori membahas
teori yang diperlukan untuk menyusun penelitian yang diusulkan. Kajian pustaka
pada penelitian ini adalah membandingkan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya yang berjudul ‘Pemanfaatan Analytical Hierarchy Process (AHP)
sebagai Model Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Karyawan’ dan
‘Penerapan Metode Tsukamoto (Logika Fuzzy) Dalam Sistem Pendukung
Keputusan Untuk Menentukan Jumlah Produksi Barang Berdasarkan Data Persediaan
Dan Jumlah Permintaan’. Dasar teori yang diperlukan berdasarkan latar belakang
dan rumusan masalah adalah konsep dasar seleksi karyawan, sistem pakar, logika fuzzy,
dan metode Tsukamoto.
2.1. Kajian
Pustaka
Kajian pustaka pada penelitian
ini adalah membandingkan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang
berjudul ‘Pemanfaatan Analytical Hierarchy Process(AHP) sebagai Model Sistem
Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Karyawan’[KUS – 09] dan ‘Penerapan
Metode Tsukamoto (Logika Fuzzy) Dalam Sistem Pendukung Keputusan
Untuk Menentukan Jumlah Produksi Barang Berdasarkan Data Persediaan Dan Jumlah
Permintaan’ [ABD – 11]. Pada penelitian pertama membahas tentang diagnose
penyakit diabetes mellitus menggunakan metode certainty factor. Pada penelitian
kedua membahas tentang suatu aplikasi sistem pakar yang juga mendiagnosa
penyakit diabetes mellitus, tetapi menggunakan metode dhemster shafer.
2.2. Seleksi Karyawan
Menurut Cascio (2003) dan Munandar
(2001), proses rekrutmen adalah suatu proses penerimaan calon tenaga kerja
untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja (lowongan pekerjaan) pada suatu unit
kerja dalam suatu organisasi atau perusahaan, sedangkan proses
seleksi adalah proses pemilihan calon tenaga kerja yang paling memenuhi syarat
untuk mengisi lowongan pekerjaan.
Sedangkan
menurut Munandar (2001) menjelaskan bahwa sasaran seleksi adalah suatu
rekomendasi atau suatu keputusan untuk menerima atau menolak seseorang calon
untuk pekerjaan tertentu berdasarkan suatu dugaan tentang kemungkinan -
kemungkinan dari calon untuk menjadi tenaga kerja yang berhasil pada
pekerjaannya. Tugas seleksi adalah menilai sebanyak mungkin calon untuk memilih
seorang atau sejumlah orang (sesuai dengan jumlah orang yang diperlukan) yang paling
memenuhi persyaratan pekerjaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Beberapa
tahapan dalam proses seleksi calon karyawan antara lain adalah seleksi surat
lamaran, wawancara awal, ujian, psikotes dan wawancara, penilaian akhir,
pemberitahuan dan wawancara akhir, dan yang terakhir adalah penerimaan.
Beberapa aspek penilaian psikologis dari seleksi calon karyawan antara lain tes
kecakapan, tes kepribadian, tes situasional, informasi biografi, dan wawancara
[LSC - 06].
2.3.
Sistem Pakar
Sistem pakar
merupakan cabang dari Artificial Itellegence (AI) yang cukup tua karena
sistem ini mulai dikembangkan pada pertengahan 1960. Sistem pakar yang muncul
pertama kali adalah General-purpose Problem Solver (GPS) yang
dikembangkan oleh Newel dan Simon. Sampai saat ini banyak sistem pakar yang
dibuat, seperti MYCIN untuk diagnosis penyakit, DENDRAL untuk mengidentifikasi
struktur molekul campuran yang tak dikenal, XCON dan XSEL untuk membantu
konfigurasi sistem komputer besar, SOPHIE untuk analisis sirkuit elektronik,
Prospector digunakan di bidang geologi untuk membantu mencari dan menemukan
deposit, FOLIO digunakan untuk membantu memberikan keputusan bagi seorang
manajer dalam stok dan investasi, DELTA dipakai untuk pemeliharaan lokomotif
listrik diesel, dan sebagainya [SUT-11: 159].
2.3.1.
Pengertian Sistem Pakar
Istilah sistem pakar berasal dari
istilah knowledge-based expert system. Istilah knowledge-based expert system
muncul karena untuk memasukkan masalah, sistem pakar menggunakan pengetahuan
seorang pakar yang dimasukkan ke dalam komputer. Seseorang yang bukan pakar
menggunakan sistem pakar untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah,
sedangkan seorang pakar menggunakan sistem pakar untuk knowledge assistant
[SUT-11:160].
Sistem pakar adalah sebuah sistem
yang menggunakan pengetahuan manusia dimana pengetahuan tersebut dimasukkan ke
dalam sebuah komputer dan kemudian digunakan untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang biasanya membutuhkan kepakaran atau keahlian manusia
(Turban, 2001).
Sistem pakar adalah program komputer
yang mempresentasikan dan melakukan penalaran dengan pengetahuan beberapa
pakaruntuk memecahkan masalah atau memberikan saran (Jackson, 1999).
Sistem pakar adalah program yang
berbasiskan pengetahuan yang menyediakan solusi ‘kualitas pakar’ kepada
masalah-masalah dalam bidang (domain) yang spesifik (Luger dan Stubblefield,
1993).
2.3.2.
Ciri - Ciri Sistem Pakar
Ciri-ciri sistem pakar adalah sebagai berikut
[SUT-11:162] :
a. Terbatas pada domain keahlian tertentu.
b. Mampu memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap
atau tidak pasti.
c. Mampu menjelaskan alasan-alasan yang diberikannya dengan cara
yang dapat dipahami.
d. Bekerja berdasarkan kaidah atau rule tertentu.
e. Mudah dimodifikasi.
f. Basis pengetahuan dan mekanisme inferensi terpisah.
g. Keluarannya atau output bersifat anjuran.
h. Sistem dapat mengaktifkan kaidah secara searah sesuai,
dituntunoleh dialog dengan pengguna.
2.3.3. Konsep Dasar SistemPakar
Konsep dasar sistem pakar meliputi :
a. Kepakaran (Expertise)
Kepakaran merupakan suatu pengetahuan yang
diperoleh dari pelatihan, membaca dan pengalaman. Kepakaran memungkinkan para
ahli dapat mengambil keputusan lebih cepat dan lebih baik daripada seorang yang
bukan pakar.
Kepakaran meliputi pengetahuan tentang
[SUT-11:163] [TUR- 05:715]:
v Fakta-fakta tentang bidang permasalahan tertentu
v Teori-teori tentang bidang permasalahan
tertentu
v Aturan-aturan dan prosedur-prosedur menurut
bidang permasalahan umumnya.
v Aturan heuristic yang harus dikerjakan dalam
suatu situasi tertentu
v Strategi global untuk memecahkan permasalahan
v Pengetahuan tentang pengetahuan (meta knowledge)
b. Pakar (Expert)
Pakar adalah seseorang yang
mempunyai pengetahuan, pengalaman, dan metode khusus serta mampu menerapkannya
untuk memecahkan masalah atau memberi nasihat. Seorang pakar harus mampu
menjelaskan danmempelajari hal - hal baru yang berkaitan dengan topik permasalahan,
jika perlu harus mampu menyusun kembali pengetahuan-pengetahuan yang didapatkan
dan dapat memecahkan aturan-aturan serta menentukan relevansi kepakarannya.
Seorang pakar mampu melakukan kegiatan-kegiatan berikut [SUT-11:163] :
Ø Mengenali dan memformulasikan permasalahan.
Ø Memecahkan permasalahan secara cepat dan tepat.
Ø Enerangkan pemecahannya
Ø Belajar dari pengalaman
Ø Merestrukturisasi pengetahuan
Ø Memecahkan aturan-aturan
Ø Menentukan relevansi